Friday, October 12, 2018

Kata-Kata Bernas Anies Baswedan dalam 7 Tahun Mata Najwa

- Malam ini sambil menulis postingan ini saya menonton acara 7 Tahun Mata Najwa. Banyak tokoh yang datang, baik sebagai narasumber, baca puisi, atau 'sekadar' menjadi penonton. Acara tersebut keren, dibuka oleh penampilan puisi dari dua menteri perempuan Kabinet Jokowi-JK. Dalam deretan penonton, ada artis-artis top papan atas Indonesia, ada juga pejabat, mantan pejabat, Kapolri, tokoh agama, komisioner KPK. Bertabur bintang.

Selain karena 'bertabur bintang' acara Mata Najwa kali ini sangat keren karena menggunakan medium puisi untuk berbicara. Puisi dari penyair-penyair kenamaan Indonesia dibacakan oleh tokoh-tokoh
tersebut. Ada puisi Aku milik Chairil Anwar, ada pula puisi Gus Mus, Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat.

Jelas, rangkaian bait puisi yang dibacakan oleh tokoh-tokoh tersebut merupakan kata-kata yang bernas. Ada pula tokoh yang kata-katanya bernas meskipun tidak sedang berpuisi. Kata-kata yang diucapkan oleh Anies Baswedan ketika sesi tanya jawab dengan Najwa Shihab.

Berikut ini adalah kata-kata bernas Anies Baswedan tersebut:

Berbicara kebhinnekaan juga harus berbicara persatuan, karena 'Bhinneka Tunggal Ika

Anies Baswedan mengucapkan kata tersebut menjawab pertanyaan Najwa Shihab tentang isu kebhinnekaan yang akhir-akhir ini menjadi isu yang banyak dibahas. Kata-kata Anies Baswedan tersebut sekaligus menjadi penengah antara dua isu yang sedang berkembang, yaitu isu kebhinnekaan dan isu yang menentang kebhinnekaan.

Selama ini ada dua kutub pemikiran dan pendapat yang saling beradu argumen dalam berbagai kesempatan dan berbagai media. Satu kubu memaksakan kehendak untuk seakan-akan menyeragamkan dan menolak keberagaman. Di sisi lain, ada pula pihak (tentu juga ada yang mendanai) kegiakan pawai kebhinnekaan.

Anies Baswedan, melalui kata-katanya yang bernas, mencoba mengingatkan bahwa  bhinneka tunggal ika merupakan satu kesatuan, tidak bisa hanya dipisah hanya ditekankan pada bhinneka atau beragam saja, tetapi juga harus ditekankan pada persatuannya.

Melalui kata-kata bernasnya, Anies Baswedan berusaha untuk mengembalikan makna bhinneka yang selama ini seolah-olah menjadi kata sakti. Sebenarnya kata bhinneka merupakan kata biasa yang searti dengan bermacam-macam, beraneka ragam, beragam. Kata bhinneka menjadi 'sakti' ketika digabung dengan tunggal ika. 

Kalau hanya bhinneka tapi tidak bersatu, berarti bukan Indonesia.

Catatan:
Bernas adalah kata arkais yang sudah jarang digunakan lagi. Bernas sama artinya dengan berisi.